Model Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick berkembang dari penelitian belajar kooperatif oleh Slavin Pada tahun 1995. Model ini merupakan suatu cara yang efektif untuk melaksanakan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa. Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut mandiri sehingga tidak bergantung pada siswa yang lainnya. Sehingga siswa harus mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan siswa juga harus percaya diri dan yakin dalam menyelesaikan masalah.

Adapun langkah-langkah pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:
1). Guru menyiapkan tongkat.
2). Guru menyampaikan materi pokok yang  akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3). Setelah selesai, guru menyuruh siswa membuka materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, kemudian siswa menutup bukunya.
Model Pembelajaran Talking Stick
Ilustrasi Penggunaan Model Pemb. Talking Stick
4). Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
5). Guru memberikan kesimpulan.
6). Evaluasi.
7). Penutup.
  (Tatag Yuli Eko Siswoyo, 2009:17)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Talking Stick. Kelebihan dari model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut:
(a). Siswa terlibat langsung dalam kegiatan belajar
(b). Terdapat interaksi antara guru dan siswa
(c). Siswa menjadi lebih mandiri
(d). Kegiatan belajar lebih menyenangkan

Adapun kekurangan dari model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut :
(a). Siswa cenderung individu
(b). Materi yang diserap kurang
(c). Siswa yang pandai lebih mudah menerima materi sedangkan siswa yang kurang pandai kesulitan menerima materi
(d). Guru kesulitan melakukan pengawasan
(e). Ketenangan kelas kurang terjaga